Sistem Paten Pengungkit Kemajuan AS
  28 Januari 2025
Sistem Paten Pengungkit Kemajuan AS
Sumber: Wikipedia

Dalam buku Why Nations Fail yang ditulis Daron Acemoglu dan James Robinson, salah satu kunci keberhasilan suatu negara adalah adanya institusi inklusif yang memberi insentif bagi inovasi dan kreativitas. Salah satu contoh konkret dalam buku ini bagaimana Amerika Serikat (AS) mengembangkan sistem paten. Tidak hanya melindungi hak kekayaan intelektual, tetapi juga jadi katalis bagi kemajuan ekonomi yang mendorong AS menjadi salah satu negara paling maju di dunia.

Pada tahun 1790, Pemerintah AS mendirikan United States Patent Office sebagai lembaga yang bertanggung jawab memberikan perlindungan hukum bagi penemuan baru. Sistem ini memberikan hak eksklusif bagi penemu untuk memanfaatkan inovasi mereka selama periode tertentu, biasanya 20 tahun. Perlindungan semacam ini memberi kepercayaan dan insentif kepada individu untuk berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan tanpa khawatir inovasi dicuri atau disalahgunakan. Keunikan sistem ini sifatnya yang inklusif. Siapa pun, tanpa pandang latar belakang sosial atau ekonomi, memiliki peluang sama untuk mendaftarkan paten.

Beberapa penemu besar dalam sejarah AS telah memperoleh insentif dan perlindungan. Mulai dari Thomas Edison, yang menemukan bola lampu dan fonograf, mengubah wajah industri dan kehidupan sehari-hari masyarakat. Ada pula Alexander Graham Bell. Paten untuk telepon pada tahun 1876 memberi Bell hak eksklusif. Sehingga Bell bisa memasarkan dan mengembangkan teknologi tersebut secara luas. Kita bisa menyebut juga nama Eli Whitney. Paten untuk mesin pemisah kapas pada tahun 1793 menjadi salah satu tonggak penting revolusi industri. Sehingga produktivitas sektor pertanian juga meningkat signifikan.

Beberapa dampak besar yang dapat kita amati ialah sistem paten menciptakan lingkungan kompetitif, mendorong lebih banyak inovasi, dan menghasilkan teknologi yang mempercepat industrialisasi.

Dalam kurun waktu lebih dari dua abad, AS memanen hasil kebijakan ini melalui pengembangan industri besar seperti teknologi, komunikasi, energi, dan farmasi. Inovasi yang didukung oleh paten membantu mendorong Revolusi Industri kedua, lonjakan ekonomi pasca-Perang Dunia II, dan dominasi teknologi digital di abad ke-21.

Keberhasilan sistem paten AS menjadi inspirasi bagi negara-negara lain untuk menciptakan kebijakan serupa. Namun, tidak semua negara berhasil mereplikasi kesuksesan ini karena penguasaan elite. Pelajaran dari buku Why Nations Fail mengingatkan kita bahwa keberhasilan sebuah negara bukan hanya ditentukan oleh sumber daya alamnya, tetapi juga oleh institusi yang mampu memberikan insentif bagi masyarakat untuk terus berinovasi dan berkembang. Di tengah persaingan global saat ini, komitmen terhadap inovasi menjadi kunci untuk menjaga daya saing dan keberlanjutan pembangunan.